Friday, February 4, 2011

beda menundukkan pandangan vs menundukkan pahala *repost

Beda Menundukkan Pandangan vs Menundukkan Kepala
Dikutip dari blog seseorang yang ga kenal jg sii,,klo ga salah nama beliau Abdillah. blog ini ga sengaja ketemu pas lagi nyari tentang kepribadian (lho,,ga pentingnya keterangan ini,hhe).
Comment yang pertama kali keluar pas baca blog ini : “oo..” “hah!!” “mang iya ya?!” “mang begitu?!” “haduh-haduh,,serem amat!?” “tapi mang iya juga sii..”
Beda Menundukkan Pandangan vs Menundukkan Kepala?!
ini jelas beda, yg diperintahkan itu menundukkan pandangan bukan menundukkan kepala.(Abdillah, 2009)

cara memandang orang ada 2 tingkatan :
1. melihat = hanya memandang biasa2 saja
2. menatap = memandang penuh makna dan fokus
kalau kepala ada 2 posisi :
1.tegak
2.menunduk
nah menundukkan itu setara dengan frase “menurunkan tingkatan”
menundukkan kepala dari tegak menjadi tunduk
menundukkan pandangan dari menatap menjadi melihat saja
nah, jangan salah kaprah gara2 dibilang menundukkan pandangan malah dilakukannya menundukkan kepala.
kesannya sie baik klo (terutama) wanita waktu berbicara dengan pasangan jenisnya tidak melihat wajah lawan bicaranya dengan cara menundukkan kepalanya.
Namun apa yang terjadi?
ANDA JUSTRU MEMBUKA KESEMPATAN LAWAN BICARA ANDA MENATAP ANDA SEPUAS-PUASNYA TANPA ANDA TAHU ANDA SEDANG DITATAP SEDALAM-DALAMNYA *ih,,sumpah ini bagian terserramm,,no way!!
jadi tetaplah tegakkan kepala, lihat lawan bicara kita. maka ia tak akan menatap qt dengan semena-mena dirinya.
tapi ingat, cukup di lihat saja…jangan ditatap. saat bicara tegakkan kepala Anda dan tatap salah satu anggota wajahnya KECUALI MATANYA. kalau saya biasanya menatap hidung/dagu lawan bicara saya. jangan lihat ke mata karena mata adalah kunci nya hati dan perasaan. karena berdasarkan teori saya yang baru saya temukan beberapa detik lalu:
perasaan + penglihatan = tatapan
begitu juga kata David J. Lieberman, Ph.D bahwa jika Anda menatap mata orang yg belum Anda kenal selama 10 detik, lalu anda tersenyum maka orang itu selanjutnya akan lebih terbuka pada Anda. termasuk muncul rasa senang pada Anda.
So, jangan sampe salah kaprah lagi kawan. sebelum kepala yang kau tundukkan waktu bertemu orang lain/saat berbicara dgn orang lain justru malah membuat orang di depanmu menikmati menatap wajahmu semena-mena. Lihat dia tunjukkan bahwa kita tak bisa ditatap sembarangan
*dinukilkan dari teori Ikhwan Abdillah, 2009 ^^

No comments:

Post a Comment